Meski harus berjalan kaki hampir 25 kilometer melewati sungai, jalan berbatu, hutan rimba, tak satupun dari mereka yang menyerah. Meski keringat terus menemani setiap derap langkah para pelajar tersebut, tapi hal itu tidak menjadi soal.
Semangat itu diperlihatkan sembilan pelajar SMK Muhammadiyah Cikampek, saat digembleng di Gunung
Sanggabuana, sebagai rangkaian kegiatan pendidikan dan latihan dasar
Siswa Pecinta Alam (SISPALA) angkatan ke IV.
"Kami menikmati pelatihan ini. Perjuangan mendapatkan slayer tanda kami diterima sebagai anggota pencinta alam di sekolah, Alhamdulillah tidak sia-sia. Kami berhasil melewati tantangan yang ada," ujar Asep, yang didaulat menjadi Kepala Suku SISPALA SMK Muhammadiyah Cikampek, kemarin.
Ia melanjutkan, anggota SISPALA SMK Muhammadiyah berambisi membuat lingkungan lebih baik lagi. Kerusakan yang terjadi di Gunung Sanggabuana, menjadi motivasi tesendiri bagi dirinya. "Kami sangat sedih dan kaget ketika melihat gunung ini rusak. Puncak gunung yang seharusnya terjaga dengan baik, malah paling parah kerusakannya. Melihat ini kami bertekad sekuat tenaga akan menjaga alam ini. Kedepan juga, kami anak-anak SISPALA mau bikin alat pengolahan limbah rumah tangga. Mudah-mudahan proyek ini jadi," ujarnya.
Salah satu pembina Sispala SMK Muhammadiyah Cikampek, Lukmah Buntara, mengatakan, menjadi kewajiban bagi seluruh manusia untuk mempertahankan lingkungan dalam kondisi bersih, indah dan lestari. Karena hanya dengan cara itulah keberlangsungan hidup umat manusia dapat bertahan. Lingkungan yang sudah rusak dan tercemar sudah selayaknya dikembalikan pada kondisi semula. "Hal itu semua kembali pada diri kita masing-masing, karena dengan kesadaran diri upaya melestarikan lingkungan itu dapat dijalankan," ujarnya.
No comments:
Post a Comment