Wednesday, July 8, 2015

Tidak Sekolah Karena Buku Terhempas Banjir


Peristiwa ini terjadi tiga tahun silam di kawasan Karawang Selatan, tepatnya di Desa Kutalanggeung, Kecamatan Tegalwaru. Saat itu, banjir meluas di desa yang sebetulnya lokasinya berada di wilayah cukup tinggi.

Rino (11) salah seorang siswa SD Kutalanggeung, terpaksa tidak sekolah karena seluruh baju dan buku yang ia miliki terhempas banjir akibat meluapnya Sungai Cicangor, Senin (16/2) malam. Kini, ia hanya bisa meratapi buku-buku basah yang berhasil ia selamatkan ketika banjir melanda, dan berharap dalam waktu dekat semua buku-buku maupun seragam sekolah bisa ia miliki kembali.
Malam itu, mungkin menjadi malam yang tidak bisa dilupakan oleh Rino. Bocah yang kini masih duduk di bangku kelas enam, mengaku ketika kejadian ia sedang berada di dalam rumah mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR). Namun sayang, ketika menyurusi lorong-lorong ilmu pengetahuan, banjir bandang menghempaskan seluruh isi rumah beserta buku-buku yang ia baca. Seketika itu, yang ia ingat hanya menyelamatkan buku PR yang sedang diisi, sebagai laporan kepada Guru bahwa ia bukan siswa pemalas. Namun naas, ia tidak berhasil menyelamatkan buku tersebut, karena banjir bandang yang disertai lumpur membuat bukunya kotor dan basah.
Meski Rino bukan satu-satunya bocah di Desa Kutalanggeung Kecamatan Tegalwaru yang merasakan ganasnya terjangan Sungai Cicangor, namun dari sekian puluh anak yang menjadi korban banjir, mungkin hanya ia yang mengumpulkan buku-buku basah miliknya untuk dijemur. Meskipun ketika kering, catatan yang ia tulis selama satu semester tidak bisa kembali dibaca karena rusak. Buku-buku pelajaran sekolah yang ia jemur beralasakan tikar di atas batu koral, tidak pernah luput dari pantauannya. Sejak matahari baru muncul di ufuk timur, ia sudah menyiapkan tikar dan buku-buku basah yang ia selamatkan ketika banjir. Dengan harapan, ketika kering buku tersebut bisa kembali ia gunakan. "Saya sedih, buku pelajaran basah semua. Mudah-mudahan setelah dijemur, buku ini bisa kembali digunakan dan saya bisa kembali bersekolah," tuturnya.
Meski harus merasakan bencana yang begitu dasyatnya di umur yang begitu muda, Rino mengaku hal itu tidak membuatnya takut. Bahkan ia mengatakan, besok akan pergi ke sekolah. "Kalau rumah sudah dibersihkan, saya akan ke sekolah lagi. Karena kalau enggak ke sekolah nanti takut enggak lulus," katanya.
Ketika disinggung bagaimana kalau bukunya tidak bisa digunakan lagi, Rino berharap orang tuanya bisa membelikan buku yang baru. Meski demikian, ia tetap bersikukuh kalau bukunya masih bisa digunakan. "Tinggal nunggu kering aja, nanti juga bisa digunakan," tandasnya.  (*)

No comments:

Post a Comment